Gaya Bahasa Pertentangan Bahasa Indonesia

Diposting oleh Archi on Kamis, 31 Mei 2012

Gaya bahasa pertentangan terdiri dari beberapa gaya bahasa berikut.
  1. Hiperbola yaitu gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan atau membesar-besarkan sesuatu yang dimaksud dengan tujuan memberi penekanan pada suatu pernyataan, memperhebat, serta meningkatkan kesan dan pengaruhnya
  2. Litotes yaitu gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang dikecil-kecilkan, dikurangi dari kenyataan yang sebenarnya, tujuannya untuk merendahkan diri. Litoses merupakan lawan dari hiperbola. Contoh : Mampirlah ke Gubukku!
  3. Ironi yaitu gaya bahasa yang berupa sindiran halus, berupa pernyataan yang maknanya bertentangan dengan makna yang sebenarnya. Contoh : Cepat sekali kau datang! aku baru dua jam menunggumu
  4. Klimaks yaitu gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin mengandung penekanan. Contoh : Mula-mula Sule berdiri, lalu berjalan perlahan, lama-lama semakin cepat jalannya, dan berlarilah ia meninggalkan teman-temannya yang terpana memangdang kerpergian Amanda.
  5. Antiklimaks yaitu gaya bahaa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama makin menurun. Antiklimaks adalah gaya bahasa Kebalikan dari Klimaks.
  6. Paradoks yaitu gaya bahasa yang menggunakan sesuatu yang seakan-akan bertentangan, tetapi sebenarnya tidak, sebab objeknya berbeda. Contoh : Aku merasa kesepian di tengah keramaian kota Jakarta
  7. Antitesis yaitu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata yang berlawanan atau bertentangan artinya. aya bahasa ini bertujuan supaya kedua bagian yang dipertentangkan itu mendapat perhatian. Contoh : Tua muda, pria wanita harus mendapat perhatian dalam keselamatan dan kesehatan kerja
Terima kasih sudah membaca pelajaran BI hari ini tentang Kebahasaan pertentangan, atau Gaya bahasa pertetangan.

Sumber : Buku LKS Bahasa Indonesia

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar

Beri komentar yang baik yah :) biar blognya ramai