Masyarakat diminta tidak terprovokasi atas teror di Vihara Ekayana di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Apa pun motifnya, kekerasan dan terorisme merupakan tindakan yang dikutuk oleh semua agama dan bukan cara untuk menyelesaikan masalah.
"Apa pun motivasinya, harus dikutuk karena merupakan tindakan teror keji yang merusak ketenangan, kedamaian, dan harmoni sosial," kata Ketua Setara Institute, Hendardi, Selasa (6/8/2013), menyikapi ledakan kecil di Vihara Ekayana.
Hendardi berharap publik tidak langsung mengaitkan teror tersebut dengan perlakuan yang dialami etnis Rohingya di Myanmar. Hanya saja, lanjutnya, kekerasan atas nama agama memang rentan untuk dipolitisasi.
Hendardi juga berharap kepolisian dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme segera mengungkap hingga tuntas kasus tersebut. Semua pelaku harus diproses hukum.
Secara terpisah, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melalui akun Twitter @SBYudhoyono berkomentar tentang peristiwa ini.
"Kita terganggu dengan ledakan di vihara yang terjadi di penghujung Ramadhan. Saya telah instruksikan Polri ungkap pelakunya," demikian ditulis Presiden.
"Kita terganggu dengan ledakan di vihara yang terjadi di penghujung Ramadhan. Saya telah instruksikan Polri ungkap pelakunya," demikian ditulis Presiden.
Seperti diberitakan, kepolisian mencurigai beberapa kelompok sebagai pelaku teror. Ada dua bom berdaya ledak rendah yang ditaruh di wihara. Salah satunya tidak meledak. Satu orang terluka ringan ketika bom meledak.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Beri komentar yang baik yah :) biar blognya ramai