Oleh Natalie Wolchover
Mungkin
Anda bukan seorang pecinta kucing. Mungkin Anda tidak suka dengan hewan
malas tersebut. Ketika Anda melihat seekor kucing bermalas-malasan di
kursi, tidur sepanjang hari dan hanya sesekali menggeliat atau melirik
ke jendela, Anda langsung berpikir mereka adalah hewan tidak berguna.
Tetapi
sebenarnya, mereka hanya berlagak santai — seperti biasa. Para ahli
mengatakan, jika seluruh kucing di dunia tiba-tiba mati justru akan
timbul bencana.
Kucing, baik yang dipelihara maupun liar,
terkesan hanya hidup bergantung pada makanan kita. Tetapi menurut Alan
Beck, profesor kedokteran hewan di Universitas Purdue, kucing adalah
predator ahli dengan keahlian berburu dan daya adaptasi yang cepat.
"Mereka
jago memangsa binatang yang lebih kecil, dan dapat bertahan hidup walau
mangsa mereka sudah menipis," kata Alan kepada Life's Little Mysteries,
sebuah website turunan dari LiveScience, seperti yang dimuat di Yahoo! News.
Dan
itulah sebabnya kita akan merasa kehilangan bila mereka semua tiba-tiba
mati. Kucing berperan penting dalam membasmi hama tikus dan cecurut di
ladang dan lumbung padi. Di India, kata Alan, kucing memegang faktor
penting dalam keberhasilan panen.
Singkatnya, mungkin benar manusia memberi makan kucing. Tapi tanpa kucing, makanan buat manusia juga akan lebih sedikit.
Bila
tiba-tiba tidak ada lagi kucing yang menghuni dunia ini, populasi hewan
pengerat jelas akan meningkat. Seberapa drastis? Ini gambarannya:
Penelitian
tahun 1997 di Inggris mengungkapkan, seekor kucing rumahan rata-rata
membawa pulang 11 ekor hewan mati — tikus, burung, katak, dsb — dalam
waktu enam bulan. Itu berarti 9 juta kucing membunuh hampir 200 juta
binatang liar per tahun.
Sedangkan di Selandia Baru, sebuah
penelitian tahun 1979 menemukan fakta bahwa ketika kucing di sana hampir
punah, populasi tikus meningkat cepat sebesar empat kali lipat.
Ada
efek samping lain. Di Selandia Baru, jika populasi tikus meningkat
(karena tak ada kucing) maka populasi burung laut ikut menurun drastis.
Sebabnya, tikus suka memangsa telur burung laut. Populasi pemangsa tikus
(di luar kucing) juga akan meningkat.
"Semua spesies saling punya pengaruh," kata Alan.
Dan
jangan lupakan sisi emosional yang akan dihadapi oleh manusia ketika
seluruh kucing mati: "Di negara ini, banyak orang mencintai kucing.
Memang yang memelihara anjing lebih banyak, tapi kucing lebih disukai
buat dibelai-belai. Mereka mudah dirawat dan wajahnya ‘pedomorphic’
[menyerupai anak-anak].”
Sementara lebih banyak rumah yang
memelihara anjing (38 persen) daripada yang memelihara kucing (34
persen), tetapi jumlah kucing peliharaan lebih banyak daripada anjing
karena pemilik kucing memelihara lebih dari satu kucing. Kucing sebagai
hewan peliharaan lebih disukai untuk dibelai, mudah perawatannya, dan
wajahnya lebih pedomorphic (lebih seperti anak-anak)."
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar
Beri komentar yang baik yah :) biar blognya ramai