Mempunyai rumah yang ideal, mempunyai teman yang bisa
dipercaya, mempunyai black os(?) tentu menjadi hal yang di idam-idam kan bagi
setiap sanak keluarga di Masyarakat. Namun karena adanya stratifikasi social
tumbuhlah kata-kata ‘aman’ dan ‘tidak nyaman’. Orang orang mengingini sesuatu
yang tidak bisa ia capai akan mencuri dan membuat tidak nyaman orang yang
dicuri atau korban.
“Semakin tidak aman semakin
nyaman”. Melihat Statement seperti tentu membuat kita bingung, hal yang biasa
terdengar adalah semakin aman semakin nyaman. Salah satu contoh nya seperti
mempunyai kamar mandi pribadi, tentu hal yang nyaman, walaupun didaerah
terpencil sana hal ini masih belum menjadi kepemilikan pribadi, yang tentu
berbeda dengan kota.
Dilihat dari sudut pandang, tentu
pernyataan “Semakin tidak aman semakin nyaman” dilihat dari sudut orang kedua,
jika diibaratkan anda adalah seorang pencuri dan saya korbannya. Ilustrasinya begini,
saya mempunyai rumah dimana pagarnya terbuka, kunci pintu pun rusak, sehingga
saat malam hari saya harus tidur dengan posisi pintu tidak terkunci, hal ini
mungkin hanya saya yang tahu, tapi melalui banyak melihat sang pencuri
mengetahui celah tersebut. Pencuri yang harusnya berusaha untuk membobol pintu
gerbang luar dimudahkan karena pintu gerbang sudah terbuka, lalu masuk ke celah
kedua pintu rumah yang tak terkunci, memberikan pencuri peluang yang tak
terbatas hingga 7 samudera. Setelah semua terbuka pencuri dengan leluasa
mengambil barang-barang saya, antara lain Bolpoin Stand*rt, Pensil 9b, Sim Card
HP, Sabuk, Benang Jarum, hingga Kaus Kutang. Hari sudah berganti dan ayam sudah
berkokok, saya tidak menyadari karena yang dicuri adalah hal-hal “begituan”
namun tetap saja yang namanya rumah tidak aman akan men-nyaman-kan pencuri.
Contoh paling simple adalah
Gadget anda, tidak semua orang memberikan proteksi terhadap gadgetnya, seperti “password”.
Orang iseng akan nyaman saat membajak atau membaca pesan-pesan privasi anda.